Demam JKT 48

Fenomena JKT48 kini banyak digemari oleh para remaja. Irama lagunya yang membuat suasana ceria dan dibawakan penuh semangat, membuat ribuan orang tertarik pada idol group ini (konon katanya, mereka tidak mau disebut dengan girl band).
Awalnya saya hanya memperhatikan. Bahkan pertama kali pertanyaan saya, “Emang apa to bedanya sama cherry belle? Perasaan sama, mirip, sejenis, gitu gitu doang”. Dengan tegas, pertanyaan saya dijawab oleh keponakan saya: “Jelas beda banget lah, tante.. Cherybelle tu udah dewasa-dewasa banget tampangnya.. kalo JKT48 masih unyu unyu. Paling tua aja usia 22 tahun. Ada yang masih 14 tahun, masih unyu unyu banget..” . Well.. baiklah, dek..

Menurut pengamatan saya, munculnya Cherry belle dan JKT 48 di belantara music Indonesia memang memberi warna tersendiri. Yang saya suka ketika nonton ato dengerin lagunya JKT 48, ada makna yang bagus dalam lirik lirik lagunya, yang konon diadopsi dari AKA 47 Jepang. Juga cara membawakan lagu selalu dengan rangkaian dancing yang penuh semangat. meskipun sambil nge-dance, suara vokalnya tetap bagus dan nggak fals.

Trus, lama lama saya mikir ni. Secara, saya pernah punya adek adek binaan di pesantren usia SMP gitu. Juga saya punya adek adek keponakan dari kakak kakak saya yang usia mereka masih remaja. Lingkungan mereka (baik di keluarga maupun yang pesantren) banyak mengajarkan tentang nilai-nilai keagamaan. Tentang menutup aurat, tentang menjaga diri dari zina, tentang etika berinteraksi dengan lawan jenis. Yang ajaran tersebut, meskipun sebagian orang bilang itu konvensial, tapi ajaran itu manjur digunakan untuk menjaga keluarga dan lingkungan. Menjaga agar tidak terjerumus dalam bahaya laten pornografi, misalnya. Dan juga melatih agar anak laki-laki menghormati harga diri perempuan sejak usia remaja. Tidak suka ‘towel-towel’ kalo ada mba-mba pake baju minim lewat di depannya. Bisa mengendalikan diri ketika pikirannya ngeres (sehingga tidak mengarah ke tindakan penyimpangan seksual). Bagi anak perempuan, jadi lebih menghormati diri dengan tidak mengumbar auratnya ke pihak bukan muhrim. Nilai-nilai itu yang diajarkan di lingkungan kami.

Kemudian, yang membuat saya berfikir, bagaimana kondisi anak-anak remaja ini ketika mereka melihat fenomena JKT 48 dan Cherry belle? Di satu sisi, remaja menyukai irama dan lirik lagunya yang bersemangat. Namun di sisi lain, kostum dan cosplay yang dipertontonkan sarat mengumbar aurat. Hal ini sangat bertentangan dengan yang diajarkan kepada mereka. Menonton video klip yang penuh dengan pakaian minim, paha terbuka, lengan you can see. Apakah hal itu tidak mempengaruhi perkembangan mental para remaja kita?

Maka dari itu, saran saya kepada orang tua, bimbinglah anak anda, khususnya yang mereka yang beranjak remaja anda (fresh ABG) ketika menonton televisi. Meskipun lirik lagunya bagus, Video klip JKT 48 menurut saya bukan kategori tontonan anak remaja, namun tontonan orang dewasa. Jangan biasakan anak anda menonton tayangan yang mengumbar aurat. karena tontonan melalui mata akan diproses oleh otak. Jika terus menerus diulang, lama kelamaan akan membentuk suatu dasar dorongan untuk bertindak terhadap sesuatu.

Leave a comment